
Buta Yadnya terdiri dari dua tahapan, yaitu ritual mecaru
(pecaruan) dan ngrupuk (pengerupukan). Mecaru merupakan upacara
persembahan aneka sesajian (caru) kepada buta kala. Upacara ini
dilakukan dari tingkatan keluarga, banjar, kecamatan, kabupaten, kota,
hingga tingkat provinsi. Ngrupuk adalah ritual berkeliling pemukiman
sambil membuat bunyi-bunyian disertai penebaran nasi tawur dan
menyebarkan asap dupa atau obor secara beramai-ramai. Ritual ngrupuk
yang biasanya dilakukan bersamaan dengan arak-arakan ogoh-ogoh bertujuan
agar buta kala beserta segala unsur negatif lainnya menjauh dan tidak
mengganggu kehidupan umat manusia.
Ogoh-ogoh merupakan boneka atau patung beraneka rupa yang
menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan yang ada
di sekeliling kehidupan manusia. Boneka tersebut dahulu terbuat dari
kerangka bambu yang dilapisi kertas. Seiring waktu, kebanyakan ogoh-ogoh
saat ini dibuat dengan bahan dasar styrofoam karena menghasilkan bentuk
tiga dimensi yang lebih halus. Pembuatan ogoh-ogoh ini dapat
berlangsung sejak berminggu-minggu sebelum Nyepi. Waktu pembuatan sebuah
ogoh-ogoh dapat bervariasi bergantung pada ukuran, jenis bahan, jumlah
SDM yang mengerjakan, dan kerumitan desain dari ogoh-ogoh tersebut.
Gambar 1 | Gambar 2 | Gambar 3 |
Gambar 1 | Gambar 2 | Gambar 3 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar